Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2019

-Pantai Langsangereng-

Gambar
Desa Saluk, kecamatan Bontomatene.    Jarak tempuh +1jam, pantai Langsangereng menyuguhkan keindahan Pantai Timur kep.selayar. selain pantai, ada juga Opu Karajeng (Tebing yang terukir oleh arus ombak, dan membentuk beberapa huruf china)   Selain keindahannya, mitos dan legenda juga mendominasi dari Pantai itu, mulai dari Legenda sang Ibu yang melahirkan anak buaya, Pohon kembar yg dipindahkan jin ke sisi tebing, hingga larangan dan malapetaka jika bebrbuat hal yang tidak sopan.   Namun dari sekian cerita rakyat yang menyeramkan, Pantai disana memanglah sangat indah dan bersih, walaupun akses ke pantai itu sangat terjal.

-Puncak Nane Polassi-

Gambar
Desa/ Kelurahan Tambolongan Dusun Polassi Kecamatan Bontosikuyu.   Perjalanan 1 hari yang melelahkan namun mengesankan, menempuh jarak dengan perahu sekitar 5- 7 jam tergantung cuaca.   Sensasi yang disuguhkan sangat memuaskan, hamparan rumput liar menyebar diatas puncak, hembusan angin mengahasilkan perpaduan suara ombak dan rumput.   "Rebahan dan menikmati sensasi julang tinggi puncak Nane Polassi adalah kedamaian yang tak pernah ku bayangkan".     Sekeliling puncak hanya ada lautan biru yg tak bertepi, namun sayang jika mendung dan cuaca tak bersahabat, maka venomena keindahan puncak nane tidak akan nsensai   Puncak Nane Polassi adalah pilihan tepat bagi anda pemburu Sunrise dan Sunset.

-Guiding about Nekara Drum-

Gambar
  Now we stand in matalalang, and i will tell you about The story of Gong Nekara from china     A nekara gong, called the bronzen drum, which is believed to be the largest and oldest gong in the world, a relic of China in the Selayar Islands, South Sulawesi, about 2,000 years ago, is believed to have magical powers.   Toa (65), a gong keeper, said that the presence of the bronze age cultural heritage originated from a Chinese citizen who was sailing around the waters of the Selayar Islands. Somehow the ship that came from Dong Son was then stranded. "Nobody knows for sure why Chinese ships can be stranded," he said.   But from the story of the ancestors, the gong, which had three functions during the Kingdom of Putabangun, namely religious, socio-cultural and political functions, was first discovered by one of the garden cultivators named Pao in 1969.   The item was found in the ground with a depth of 2-3 meters at Papam Laheo, Bontosaile neighborhood. "At that